NEVER DONT MIND ABOUT A THING

Senin, 31 Oktober 2016

Lentera: Harapan dan Cita-cita

Hari ini sudah dua tahun gue ga aktip.
selama itu juga gue ngerasa banyak pengalaman yang perlu gua sampaikan.
entah kenapa gue merasa adanya perubahan yang signifikan terhadap diri gue selama ini.

kebetulan hari ini gue sama sekali ga ada kerjaan, ofc penyesalan datang terlambat. gue jadi males ngapa ngapain setelah nilai uts gue keluar dan nunjukin ke orangtua yang notabene perfeksionis. gua juga bingung kenapa, padahal banyak angka yang lebih tinggi di rapot gue ga diperhatikan, yang jelek doang yang diliat terus dikomen dicaci maki disuru jadi lebih baik dan sebagainya. akhirnya gue sampe di masa terjenuh di SMA.

ke awal cerita, entah gue mau cerita apa, tapi hari ini gue mau buletin niat buat melampiaskan semuanya disini. tentang pemikiran gue yang selalu beda dari yang lain, tentang selera fashion gue yang juga beda dari yang lain, bahkan tentang mimpi mimpi gue yang ga dibayangkan orang lain.

gue dibesarkan dengan mimpi dan prestasi, gue selalu dibiarkan berfikiran luas dan kemana-mana (dalam arti positif), dan hasilnya juga positif. gue dibebaskan memilih apa yang gue mau dengan apa yang gue bisa, siapa yang gak seneng? siapapun seneng seandainya dia dibiarkan bermimpi walaupun dalam keadaan sangat miskin sekalipun. yap, harapan. harapan itulah yang gue tanam sejak kecil, sejak gue masih belajar baca tulis, sejak pertama kali jepret kamera, sejak pertama kali gue buka internet, sejak pertama kali gue melakukan apapun, mereka selalu membebaskan gue buat memilih apa yang gue harapkan.

tapi ternyata gue harus bangun dari negri dongeng.

beberapa bulan yang lalu atau waktu gue bagi rapot sekolah menengah atas untuk pertama kali, gue dihadapkan dengan pilihan rumit. cita cita gue yang waktu itu pengen masuk ITB buat masuk jurusan Astronomi di tebas habis habisan. pohon harapan gue, yang udah gue rawat dari masih benih, menjadi bibit, menjadi anak pohon yang berdaun, harus gue cabut sebelum berbunga. gue cuma dihadapkan pilihan untuk menjadi dokter.
ya dokter, beberapa dari kalian mungkin nganggep pilihan ini pilihan yang istimewa dan nganggep gue ga bersyukur atau apalah itu.
gue juga ngerasa gitu, gua juga takut dibilang ga bersyukur atau apalah. tapi seandainya gue milih pilihan itu, enggak, ofc engga, gue ga mau. masih banyak pilihan lain kan? masih banyak! dan salah satu minat terbesar gue ya ada di astronomi.
bagi kalian yang ga percaya seberapa besar gue suka sama astronomi, gue ada buku catatan kecil, setiap hal unik atau apapun yang menyangkut astronomi gue catet disitu, buku yang gue pinjem diperpus yang banyak, bahkan, gue juga baca buku paket kakak kelas gue yang ada astronominya. iya, cuma gegara astronominya dan gue masih inget waktu kelas 7 gue udah hapal rumus kepler yang biasanya dikasi waktu kelas 11.
gue sesuka itu.

dan astronomilah yang mengantarkan gue buat suka fisika, iya, gue nunggu dari kelas 7 smp kelas 9 cuma buat dengerin guru fisika gue ngejelasin astronomi yang cuma dijelasin 2 jam selama 3 tahun gue nunggu.

see? dari astronomi gue tertarik banyak hal, gue mulai coba membuka diri, memfilsafahkan diri menjadi sebuah galaksi, gue juga belajar banyak hal,

gua juga kenal sama orang yang gue suka dari astronomi juga. ya ini kapan kapan aja lah ya pembahasannya :'VV

lanjut keinti.
akhirnya gue belajar memutuskan, belajar berkorban, gue memutuskan buat ga ngambil jurusan itu demi ortu gue yang notabene gue banyak salah dan harus balas budi, gue ga mau ngecewain mereka dengan egoisme gue semata. jadi apa salahnya berkorban kan?

hingga akhirnya gue dikasi dua pilihan, dokter atau bisnis.
gue milih bisnis.
jurusan yang gue ga kenal sama sekali seluk beluknya, tentang apa itu, apa yang dipelajari, dan ini bakal gue bahas suatu saat nanti kalo terkabul (amin lah ya) doakan aja yang terbaik.

ga selamanya berkorban itu menyakitkan, iyasih emang sakit, tapi setidaknya bakal ada pilihan yang lebih baik, walaupun juga itu bukan pilihan yang terbaik, tapi itulah jalan hidup kita. ga selamanya sesuai tujuan. ga selamanya sesuai harapan.

harapan itu kadang menjadi lampu jalanan kita, saat gelap, belum tentu ga ada jalan. tapi kita disuru berusaha mencari cara bagaimana kita mencari pencahayaan tersebut dengan berbagai cara, mencari harapan baru dan menggandeng harapan lama, menjadi sebuah kekuatan baru.

sekian :)
31 oktober 2016.

ig; @sahirafn
askfm @sahirafn

2 komentar:

  1. Iri gua sma lo sah, gua ga bebakat sma skali bkin pos di blog, wkk

    BalasHapus
  2. Iri gua sma lo sah, gua ga bebakat sma skali bkin pos di blog, wkk

    BalasHapus